AstridWangsagirindra Pudjastawa, Universitas Negeri Yogyakarta, Fakultas Bahasa Dan Seni Department, Alumnus. Studies Bahasa Jawa. I am a teacher at a public school in Malang. In between teaching, I often do research, document, and study the culture
Salam kenal, saya Si Rajin. Sebagai penulis profesional, saya ingin membuat artikel ini untuk memperkenalkan cerita Ande Ande Lumut dalam bahasa Jawa kepada pembaca. Saya ingin menciptakan konten yang berguna, dapat diandalkan, dan dipercaya oleh pembaca. Isi Utama FAQ Kelebihan Tips Ringkasan Isi Utama Cerita Ande Ande Lumut adalah cerita rakyat yang populer di Indonesia, terutama di daerah Jawa. Cerita ini menceritakan tentang seorang putri yang hidup dalam kemiskinan dan harus menikahi seorang pangeran yang sangat kaya. Namun, dengan bantuan peri, putri tersebut dapat memenuhi permintaan pangeran dan akhirnya menikah dengannya. Cerita ini mengandung banyak nilai-nilai moral, seperti kesabaran, kebaikan hati, dan kepercayaan pada keajaiban. Selain itu, cerita ini juga mengandung unsur-unsur magis yang menarik bagi pembaca. Cerita Ande Ande Lumut biasanya disampaikan secara lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Namun, dengan adanya teknologi saat ini, cerita ini juga dapat diakses melalui buku, film, atau internet. Jika Anda tertarik untuk membaca cerita Ande Ande Lumut dalam bahasa Jawa, berikut adalah beberapa contoh kalimat yang dapat membantu Anda memahami cerita ini “Ande Ande Lumut, ono ingkang mbutuhaken putri. Kulo ngaturaken putri kang luwih ageng.” Ande Ande Lumut, ada yang memerlukan putri. Saya menawarkan putri yang lebih besar. “Duh Gusti, kula sampun tresna marang sang pangeran. Nanging kulo ora kapercaya yen kula bisa ngurmati sandinganipun.” Tuhan, saya sudah mencintai sang pangeran. Tapi saya tidak percaya bahwa saya bisa memenuhi permintaannya. “Sampun kula urip ing ndalem, kulo ora pernah nyuwun apa-apa, nanging nanging kulo ora duweni apa-apa.” Sudah lama saya tinggal di istana, tapi saya tidak pernah meminta apa-apa, meskipun saya tidak memiliki apa-apa. FAQ Apakah cerita Ande Ande Lumut benar-benar ada? Cerita ini adalah cerita rakyat yang telah disampaikan secara lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Meskipun tidak ada bukti sejarah yang pasti, cerita ini masih populer hingga saat ini. Dari mana asal cerita Ande Ande Lumut? Cerita ini berasal dari Indonesia, terutama di daerah Jawa. Namun, cerita serupa juga dapat ditemukan di beberapa negara Asia. Apa pesan moral dari cerita Ande Ande Lumut? Cerita ini mengandung banyak pesan moral, seperti kesabaran, kebaikan hati, dan kepercayaan pada keajaiban. Bagaimana cara mengakses cerita Ande Ande Lumut? Cerita ini dapat diakses melalui buku, film, atau internet. Siapa tokoh utama dalam cerita Ande Ande Lumut? Tokoh utama dalam cerita ini adalah seorang putri yang hidup dalam kemiskinan. Bagaimana cerita Ande Ande Lumut berakhir? Cerita ini berakhir dengan putri yang menikah dengan sang pangeran setelah berhasil memenuhi permintaannya. Apakah cerita Ande Ande Lumut cocok untuk anak-anak? Cerita ini cocok untuk anak-anak karena mengandung nilai-nilai moral yang penting. Apakah cerita Ande Ande Lumut diadaptasi menjadi film atau drama? Ya, cerita ini telah diadaptasi menjadi film atau drama di Indonesia. Kelebihan Cerita Ande Ande Lumut memiliki banyak kelebihan, seperti Mengandung pesan moral yang penting Menarik bagi pembaca karena mengandung unsur magis Merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia Dapat diakses melalui berbagai media Tips Jika Anda tertarik untuk membaca atau menonton cerita Ande Ande Lumut, berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda Cari sumber yang dapat diandalkan untuk membaca atau menonton cerita ini Perhatikan pesan moral yang terkandung dalam cerita ini Coba memahami kalimat dalam bahasa Jawa untuk menambah pemahaman Anda tentang cerita ini Ringkasan Cerita Ande Ande Lumut adalah cerita rakyat yang populer di Indonesia. Cerita ini mengandung banyak nilai-nilai moral, seperti kesabaran, kebaikan hati, dan kepercayaan pada keajaiban. Jika Anda tertarik untuk membaca atau menonton cerita ini, pastikan untuk mencari sumber yang dapat diandalkan dan memperhatikan pesan moral yang terkandung dalam cerita ini.
PostingKomentar untuk "Cerita Rakyat Ande - Ande Lumut Dalam Bahasa Jawa" Postingan Lebih Baru Postingan Lama Popular Posts. Password Terbaru Router FiberHome HG6243C Maret 28, 2020 79 komentar Kumpulan
Yakin sudah tahu cerita rakyat Ande Ande Lumut dan dapat menceritakannya kembali kepada anak-anakmu nanti? Mending kamu simak sinopsis beserta penjelasan tentang unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menarik dari kisah tersebut di artikel berikut!Sebagian besar orang Jawa barangkali sudah sangat familier dengan cerita rakyat Ande Ande Lumut. Akan tetapi, bisa jadi tidak banyak yang tahu apa yang ada di balik populernya legenda dari daerah Jawa Timur artikel ini, kami memaparkan ringkasan cerita Ande Ande Lumut yang mengungkap pula tentang bagaimana naskah tentang kisah cintanya dengan Klenting Kuning berkembang di tengah masyarakat. Selain itu, kami juga menyediakan informasi mengenai unsur intrinsik dan fakta menarik dari kisah penasaran karena ingin segera menceritakannya kepada anak, keponakan, atau siapa pun yang kamu pikir perlu mengetahui kisahnya, bukan? Kalau begitu tanpa perlu berlama-lama, langsung saja simak informasinya sebagai berikut!Cerita Rakyat Ande Ande Lumut Sumber Kisah Si Ande Ande Lumut – Nuansa Aulia Cerita rakyat Ande Ande Lumut dikaitkan dengan kerajaan kembar di Jawa Timur, yaitu Kerajaan Jenggala yang dipimpin Raja Jayengnegara dan Kediri yang dipimpin Raja Jayengrana. Konon pada dahulu kala, kedua kerajaan itu masih terletak dalam satu wilayah yang bernama Kahuripan. Alkisah sebelum Raja Airlangga, pendiri Kerajaan Kahuripan meninggal, ia sempat berpesan agar kedua kerajaan agar tidak berperang di kemudian hari. Caranya adalah melalui ikatan pernikahan. Kedua belah pihak pun berniat untuk menikahkan pangeran dan putri dari masing-masing kerajaan, yaitu Pangeran Kusumayuda Kediri dan Dewi Candrakirana Jenggala. Kerajaan Jenggala dan Kediri pun bersatu walau kekuasaannya masih terpisah. Hingga suatu hari, Kerajaan Jenggala diserang oleh musuh sehingga membuat Pangeran Kusumayuda terpaksa berpisah dari Dewi Candrakirana. Usaha Dewi Candrakirana Menyelamatkan Diri Pertempuran sengit terjadi segera setelah musuh memasuki wilayah Kerajaan Jenggala. Akibatnya, Dewi Candrakirana berusaha melarikan diri, bahkan tanpa sempat bertemu atau berpamitan dengan suaminya. Agar musuh tidak menemukan keberadaannya, Dewi Candrakirana pergi jauh dari Jenggala dan bersembunyi di sebuah desa. Di sana, ia menyamar menjadi gadis kampung dan hidup mengabdi pada janda kaya yang dikenal sebagai Nyai Intan. Nyai Intan memiliki tiga orang putri, yaitu Kleting Abang, Kleting Ijo, dan Kleting Biru. Lantaran tinggal bersama keluarga Nyai Intan, Dewi Candrakirana diangkat anak dan diberi nama Kleting Kuning, yang tugasnya adalah mengerjakan seluruh pekerjaan rumah. Ia rela disuruh memasak, mencuci, membersihkan setiap sudut rumah, termasuk dirundung oleh saudari-saudari angkatnya. Bukan itu saja, ia juga hanya mendapatkan makanan satu kali dalam sehari. Pangeran Kusumayuda Mencari Permaisurinya Sementara itu di Kerajaan Jenggala, Pangeran Kusumayuda berhasil mengalahkan musuh. Sayangnya, ia justru bersedih lantaran mengetahui sang permaisuri meninggalkan istana dan tidak diketahui di mana keberadaannya. Sang Pangeran pun mengutus seseorang untuk mencari ke mana Dewi Candrakirana berada. Hingga tak lama setelahnya, utusan itu melaporkan bahwa ia melihat seorang wanita di sebuah desa yang wajahnya sangat mirip dengan Dewi Candrakirana. “Baginda, hamba ingin menyampaikan berita gembira,” kata utusan tersebut. “Apakah kau berhasil menemukan di mana istriku berada?” Tanya Pangeran Kusumayuda. “Hamba menemukan seorang gadis yang mirip dengan Baginda Permaisuri, tetapi hamba belum yakin apakah ia adalah Dewi Candrakirana atau bukan karena ia bekerja sebagai pesuruh di rumah seorang janda.” Mendengar hal itu, Sang Pangeran bermaksud membuktikan sendiri siapa sosok yang dilihat orang utusannya dengan menyamar sebagai pemuda desa. Ia pun mengganti namanya menjadi Ande Ande Lumut dan menumpang tinggal di rumah seorang perempuan tua. Beberapa hari kemudian, ia meminta para pengawalnya menyebarkan sayembara ke seluruh pelosok desa. Isi sayembara itu adalah bahwa ada seorang pangeran yang sedang mencari calon istri. Kabar itu bahkan sampai di telinga Kleting Kuning dan keluarga Nyai Intan yang tinggal di desa seberang. Sayembara dan Pertemuan Para Kleting dengan Yuyu Kangkang Sumber Dongeng Ande Ande Lumut – Dongeng Kita Nyai Intan dan ketiga putrinya antusias mengikuti sayembara. Kleting Abang, Ijo, dan Biru pun berusaha untuk berdandan sedemikian rupa agar terlihat cantik dan mampu meluluhkan hati Sang Pangeran. Di sisi lain, Kleting Kuning tidak berniat untuk mengikuti sayembara karena merasa masih mempunyai suami, yakni Pangeran Kusumayuda. Sewaktu para Kleting lain pergi, ia justru berangkat ke sungai untuk mencuci baju. Ketika tengah mencuci, seekor burung bangau datang menghampirinya. Burung itu berbicara dan menyuruhnya untuk ikut sayembara. “Tuan Putri, pergilah ke tempat sayembara. Di sana, Tuan Putri akan bertemu dengan Pangeran Kusumayuda. Bawalah cambuk ini jika sewaktu-waktu Tuan Putri memerlukan pertolongan,” burung itu pergi usai meletakkan cambuk di dekat Kleting Kuning. Setelah itu, Kleting Kuning berlari pulang ke rumah dan bersiap untuk ikut sayembara. Sedangkan ibu dan tiga saudari angkatnya sudah sampai ke sebuah sungai dan tengah mencari cara untuk bisa menyeberanginya mengingat tidak ada satu perahu pun di sana. Tiba-tiba, mereka melihat seekor kepiting raksasa mengapung di permukaan air. Yuyu Kangkang namanya, makhluk yang sengaja diutus Ande Ande Lumut untuk menguji wanita-wanita yang hendak ikut sayembara. Nyai Intan dan para Kleting meminta agar Yuyu Kangkang mau menyeberangkan mereka. Akan tetapi, Yuyu Kangkang mengajukan syarat agar para wanita itu mau menciumnya jika ingin diantar ke seberang sungai. “Apa pun syaratmu akan kami penuhi, asalkan kami sampai ke seberang sungai,” kata salah satu Kleting. Kedatangan Kleting Kuning dan Pertemuannya dengan Pangeran Para Kleting dan Nyai Intan sudah berhasil menyeberangi sungai. Tak berapa lama kemudian, Kleting Kuning sampai di sungai dan ia juga meminta bantuan kepada Yuyu Kangkang. Kepiting raksasa itu mengajukan tawaran yang sama seperti yang diajukan kepada para kleting sebelumnya. Tidak seperti Kleting-Kleting lain, Kleting Kuning menolak dan memohon agar Yuyu Kangkang mau membantunya tanpa harus mengajukan syarat yang aneh-aneh. Yuyu Kangkang sendiri tetap gigih menolak, hingga akhirnya Kleting Kuning memukulkan cambuknya ke sungai. Seketika, air sungai perlahan-lahan surut. Hal itu membuat Yuyu Kangkang ketakutan dan ia jadi terburu-buru menyeberangkan Kleting Kuning, bahkan mengantarkannya sampai ke kediaman Ande Ande Lumut. Di kediaman sementara Sang Pangeran, Kleting Abang, Biru, dan Ijo maju satu persatu, tetapi tidak ada yang mampu meluluhkan hatinya. Malahan, Pangeran Kusumayuda hanya tersenyum ketika melihat ketiga Kleting sambil berkata, “Putri Nyai cantik-cantik, tapi aku tidak akan memilih seorang pun dari mereka karena mereka bekas si Yuyu Kangkang.” Sesaat kemudian, Kleting Kuning masuk dan ternyata Ande Ande Lumut sudah mengetahuinya. Ia pun meminta pengawal untuk membawa Kleting Kuning maju ke hadapannya. “Aku memilih gadis ini sebagai permaisuriku,” begitu ujarnya. Semua orang terkejut, terlebih jika melihat penampilan Kleting Kuning yang kusut seperti tak terurus. “Gadis ini lulus ujian karena menolak untuk mencium Yuyu Kangkang,” terang pangeran yang menyamar itu. Segera sesudah itu, Ande Ande Lumut membongkar samarannya dan Kleting Kuning pun sama. Dengan cambuk sakti pemberian burung bangau, ia mengubah dirinya menjadi sosok yang cantik jelita. Di saat itulah keduanya menyadari bahwa yang ada di hadapan keduanya adalah kekasih hati mereka. Pertemuan itu membuat keduanya berjanji untuk selalu hidup bersama dan bahagia. Unsur Intrinsik dari Kisah Ande Ande Lumut Sumber Ande Ande Lumut – Serba Jaya Bukan hanya naskah berisi sinopsis seperti di atas, artikel cerita rakyat Ande Ande Lumut yang semula dituturkan dalam bahasa Jawa ini juga memuat unsur-unsur intrinsik. Di antaranya meliputi tema, penokohan, latar, alur, serta pesan moral yang terdapat di dalamnya. Berikut uraiannya! 1. Tema Tampaknya, kamu pun sudah bisa menebak bahwa kisah ini bertemakan cinta sejati dan kesetiaan. Kedua tokoh utama walau sempat terpisah di awal, pada akhirnya kembali dipersatukan oleh takdir dan kasih sayang yang masih dimiliki satu sama lain. 2. Tokoh & Perwatakan Sosok Pangeran Kusumayuda dan Dewi Candrakirana digambarkan sebagai orang yang baik hati dan setia. Bahkan, mereka sama-sama tidak sungkan menyamar menjadi warga biasa yang miskin walau aslinya merupakan seorang bangsawan. Tokoh antagonis dalam cerita ini ialah Nyai Intan dan ketiga putrinya. Mereka digambarkan sebagai orang-orang yang tamak dan rela melakukan apa saja demi mendapatkan yang diinginkan, misalnya saat mereka mencium Yuyu Kangkang untuk menyeberangi sungai. 3. Latar Latar cerita rakyat Ande Ande Lumut diperkirakan dekat dengan wilayah Kediri, Jawa Timur. Setting sungai tempat Yuyu Kangkang berada disebut-sebut merujuk pada Sungai Bengawan Solo yang alirannya membentang di sebagian wilayah Jawa Tengah hingga Jawa Timur. 4. Alur Cerita Alur yang dipakai dalam kisah ini adalah maju. Kisahnya diceritakan secara runtut mulai dari pernikahan Pangeran Kusumayuda dan Dewi Candrakirana, perpisahan mereka, kemudian pertemuan kembali keduanya yang berakhir bahagia. 5. Pesan Moral dari Cerita Rakyat Ande Ande Lumut Ada lebih dari satu pesan moral yang dapat dipetik dari kisah ini. Pertama, yaitu pesan agar seseorang hendaknya tetap setia dan teguh pada pendiriannya, serta tidak mudah terpengaruh oleh orang lain. Kedua, seseorang tidak diperkenankan bersikap tamak hingga menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Seperti yang dialami oleh Nyai Intan dan para putrinya yang gagal mendapatkan hati seorang pangeran, ketamakan memang tidak memberikan manfaat apa pun dalam hidup manusia. Di sisi lain, dongeng ini juga memiliki unsur-unsur ekstrinsik yang berada di luar cerita. Unsur-unsur tersebut meliputi latar belakang masyarakat tempat di mana kisah itu diduga terjadi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Fakta Menarik Cerita Rakyat Ande Ande Lumut 1. Punya Lebih dari Satu Versi Cerita rakyat Ande Ande Lumut mempunyai sejumlah versi. Yang pertama adalah versi tradisional, di mana kisahnya dikaitkan dengan bersatunya Kerajaan Jenggala dan Kediri seperti yang kami uraikan di sinopsis di atas. Sementara dalam versi lainnya, kisah ini sekadar dianggap sebagai legenda biasa. Di versi yang berbeda lagi, tokoh utama yang terlibat bahkan disebut bernama Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji, bukan Pangeran Kusumayuda dan Dewi Candrakirana. Lebih lanjut, sebagian besar masyarakat yang mengenal cerita ini menganggap kalau kisahnya berasal dari Jawa Tengah, tetapi sebagian lagi menyebut dari Jawa Timur. Namun, pada dasarnya legenda yang satu ini memang cukup terkenal di Jawa Tengah dan Jawa Timur. 2. Diadaptasi ke Berbagai Media Terlepas dari asal ceritanya, kisah tentang Ande Ande Lumut dan Kleting Kuning ini sudah diadaptasi ke berbagai media. Bahkan, kisahnya banyak ditemukan dalam buku seri dongeng untuk anak-anak usia sekolah dasar. Bukan itu saja, legenda ini juga sempat diceritakan ulang di majalah-majalah dan diangkat ke layar kaca. Salah satunya dalam sinetron produksi MD Entertainment yang ditayangkan di SCTV pada tahun 2005. Lebih dari itu, ada pula kisah yang diceritakan dan direkam dalam bentuk kaset yang dibuat oleh Sanggar Prativi. 3. Makanan Ande Ande Lumut’ Di Solo, ande-ande lumut bukan hanya membuat orang memikirkan soal cerita rakyat, tetapi juga jajanan tradisional. Di sana, ada olahan singkong dengan santan yang rasanya manis dan teksturnya kental yang dinamakan ande-ande lumut. Sudah pernah coba? Puas Membaca Legenda Ande Ande Lumut dari Jawa Timur Ini? Bagaimana? Bukankah kamu mendapatkan banyak informasi yang mungkin belum kamu ketahui setelah menyimak cerita yang kami paparkan di atas? Jika dirasa cukup, kamu sudah bisa membagikannya kepada anak, keponakan, atau siapa pun yang kamu kenal, lho. Untuk semakin menambah wawasan, baca pula kisah legenda lainnya yang sebagian telah kami sediakan di sini. Beberapa di antaranya, seperti kisah Tangkuban Perahu, Roro Jonggrang, Cinderella, dan masih banyak lagi. PenulisArintha AyuArintha Ayu Widyaningrum adalah alumni Sastra Indonesia UNS sekaligus seorang penulis artikel nonfiksi yang juga punya banyak jam terbang menulis fiksi, seperti cerpen dan puisi. Terkadang terobsesi menulis skrip untuk film atau sinema televisi. Punya hobi jalan-jalan di dalam maupun luar negeri. EditorNurul ApriliantiMeski memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Pertanian dari Institut Pertanian Bogor, wanita ini tak ragu "nyemplung" di dunia tulis-menulis. Sebelum berkarier sebagai Editor dan Content Writer di Praktis Media, ia pun pernah mengenyam pengalaman di berbagai penjuru dunia maya. AndeAnde Lumut diam sesaat dan berkata, “Saya belum berpikir tentang pernikahan, Bu?”. Karena mengerti anak angkatnya belum berhasrat untuk membicarakantentang pernikahan, maka Nyi Dadapan berhenti membicarakan hal itu. Sejak itu, sungai menjadi harum baunya. Dalam bahasa Jawa disebut Banyuwangi. Banyu artinya air dan wangi artinyaKerajaanSinghasari atau sering pula ditulis Singasari, adalah sebuah kerajaan di Jawa Timuryang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222 com tentang 7 Kisah Seksual Zaman Kuno Paling Aneh Di Dunia Pengumuman resmi dari pihak Kerajaan Thailand mengatakan, Sineenat Wongvajirapakdi telah "ambisius" dan Pada kisah Ciung Wanara, awal konflik terjadi
1. Tema Golek Garwa2. Cerita apa Ande-ande Lumut3. Ceritane kaya piye Panji Asmara Bangun mangembarra kanggo golek pengalaman uri lan garwa sisihaning gesang. Nalika mangembara dheweke ketemu karo Mbok Rondho Dhadhapan, lajeng dipek anak lan dijenengi Ande-ande Lumut. Mbok Rondho Dhadhapan golekna garwa kanggo Ande-nde Lumut kanthi cara nganakna saembara nyanyi kang diarani “Sinden Idol”. Sing melu saembara yaiku Klenting abang, Klenting ijo, Klenting biru lan Klenting kuning. Sanajan Klenting abang, klenting ijo lan klenting biru ayu-ayu, nanging wis disisani yuyu kangkang. Lha bedo karo klenting kuning, dheweke rupane digawe elek mbok rondho klenting, ambune ora enak nanging ora sisane yuyu kangkang lan uga sae penggalihe. Akhire Klenting kuning sing dipilih Ande-ande lumut dadi Tokoh a. Pangeran ande-ande lumut wicaksana, sae penggalihipun lan Bejo manut marang junjungane lan Mbok Rondho Dhadhapan kasih marang Mbok Rondho Klenting pilih kasih, angkuh lan seneng Klenting abang edan donya, kemenyek, angkuh lan seneng Klenting ijo manja, edan donya, kemenyek, angkuh lan seneng Klenting biru edan donya, kemenyek, angkuh lan seneng Klenting kuning sabar, lan sae Widodari welas asih. j. Yuyu kangkang gelem nulung yen ana imbalane pamrih.5. Alur MajuKonflik a. Mbok rondho klenting >< klenting kuning Klenting-klenting ngremehake klenting Setting/latar a. Panggonan ü Ing alasü Ing omahe mbok rondho klentingü Ing kaliü Ing omahe mbok rondho dhadhapanb. Wekdal Esuk, awan, sorec. Swasana ü Bingungü Susahü Gethingü Seneng“Ande-ande Lumut”PROLOG KADADOSAN ING NEGARI INGKANG GEMAH RIMPAH LOH JINAWI, TATA TENTREM KERTA RAHARJA. WONTEN SALAH SAWIJINING PANGERAN INGKANG GESANGIPUN SARWA KACEKAPAN. PANGERAN MENIKA PUTRA MAHKOTA INGKANG BADHE NGLAJENGAKE TAHTA KERAJAAN. ANANGING PANGERAN KALAWAU MBOTEN MAREM KALIH GESANGIPUN INGKANG KACEKAPAN. PANGERAN KEPINGIN LELONO. NGLAMAHI WONO. PANGERAN KEPINGIN MADOSI JATI DIRINE UGI PENGALAMAN GESANG. SAKING MRIKU KAWIWITAN LELAMPAHAN GESANGIPUN PANGERAN INGKANG MANGGIHAKE SISIHAN GESANGIPUN INGGIH MENIKA LARE WADON INGKANG SAE MANAHIPUN LAN AYU 1 ING ALAS KALIH TIYANG KANEMAN MLAMPAH NGLEWATI WANA INGKANG RIMBUN. NINGALI KIWO TENGENE MBOTEN WONTEN KEWAN UTAWA PEKSI INGKANG SAGET DIPUNBURU. KANEMAN BAGUS KALIHAN PANDHEREKE WAU SAKYEKTOSIPUN INGGIH MENIKA PANGERAN INGKANG LELONO KANGGE PADOS JATI DIRINIPUN.KALIH TIYANG MLAHPAH KANTHI WASADAPA NGINGETI ANA NGISOR LAN NDHUWURE NGGOLEKI KEWAN KANG ISO DIBURU.PANGERAN “Jo… Bejo… kowe neng endi? Jo…. Bejo.”BEJO “Pangeran…. Pangeran….Panjenengan wonten pundi pangeran?”MLAMPAH MUNDUR, LAJENG TABRAKAN NGANTI GELIMPUNGANPANGERAN “Aduh… kowe kuwi ati-ati ta.”BEJO “Hehehe…ngapunten pangeran… kula mboten ngertos pangeran wonten wingking kula.”PANGERAN “Rene Jo rene!!!…. Aku arep cerita.”BEJO “Wonten napa pangeran?”KALIH TIYANG LENGGAH BARENG LAN PADHA CRITAPANGERAN “Kok ra ana kewan dina iki ya Jo?”BEJO “Injih pangeran sepi sanget!”PANGERAN LAN PANDHEREKE NGADEK, KAGET WEROH WONG ING NGAREPEPANGERAN “Sapa kuwi Jo?”BEJO “Kula mboten ngertos pangeran. Sinten nggih niku?”PANGERAN “Ngapunten mbok, kula badhe tanglet?”INGKANG DITAKONI MENENG, ORA NJAWAB, REPOT KARO KAYUNEPANGERAN “Kulanuwun… mbok.”PANGERAN NYEDAK MARANG MBOK RONDHO, MBOK RONDHO KAGET WEROH PANGERANMBOK RONDHO DHADHAPAN “Walahdalah…. mangga. Sapa kowe?”PANGERAN “Kula pengembara mbok… ngapunten niki dusun napa?”MBOK RONDHO DHADHAPAN “Iki dusun dhadhapan le… kowe arep ngapa neng kene?”PANGERAN “Kula badhe mangembara mbok… ananging kula nyasar mboten ngertos dalane.”MBOK RONDHO DHADHAPAN “Wah… ya wis… kowe melu mbok wae piye le? Tak dadekne anak angkatku yen kowe gelem.”PANGERAN “Wah… injih mbok kula purun.”MBOK RONDHO DHADHAPAN “Kawit sekiki kowe dadi anakku. Kowe tak jenengke ande-ande lumut ya le?”PANGERAN “Inggih mbok.”BABAK 2 ING OMAHE KLENTING-KLENTINGWONTEN ENJING INGKANG TERANG MBOK RONDHO KLENTING NYAWIJI KALIHAN PUTRI-PUTRINIPUN. PUTRI-PUTRI MBOK RONDHO KLENTING SANGET AYU PASURYANE. PIYAMBAKE INGGIH MENIKA KLENTING ABANG, KLENTING IJO, KLENTING BIRU LAN SALAH SATUNGGALING PUTRI TIRINIPUN INGKANG NAMA KLENTING KUNING. MBOK RONDHO KLENTING SANGET REMEN LAN TRESNA KALIYAN PUTRI-PUTRINIPUN, ANANGING BENTEN KALIYAN KLENTING KUNING INGKANG DADOS PUTRI TIRI, PIYAMBAKE SANGET DIBENTENAKE KATRESNANIPUN. KLENTING KUNING DIDHAWUHI NYAPU, NGRESIKI GRIYA LAN UGI NYAMBUT DAMEL ING SAWAH. SANGET MRIHATINAKE.KLENTING KUNING TEKO NGGAWA SAPU, NYAPU LAN NGEPEL JOGAN. LINGEH MOJOK ANA RUANGAN. ORA SUWE MBOK RONDHO TEKO NGAWASI KLENTING KUNING. NYUSUL SEDULURE KLENTING ABANG, KLENTING IJO LAN KLENTING BIRUMBOK RONDHO KLENTING “Anak-anakku sing ayu-ayu…rene ndug!”KLENTING-KLENTING “Injih mbok, wonten napa?”MBOK RONDHO KLENTING “Ngene ndug, ana warta sing penting banget.”KLENTING ABANG “Warta apa ta mbok?” dewasaKLENTING IJO “Inggih mbok enten napa ta?” manja, nyedak karo nyekel tangane mbok rondho klentingKLENTING BIRU “Enten napa mbok, sajake kok tenanan. Wonten menapa?”MBOK RONDHO KLENTING “Kowe ngerti ta… mbok rondho dhadhapan sing duwe anak bagus banget, jenenge ande-ande lumut?”KLENTING-KLENTING “Owh…ande-ande lumut…bagus!!! Wah gelem no.”MBOK RONDHO KLENTING “Iya… mbok rondho dhadhapan gawe saembara “Sinden Idol” kanggo anake ande-ande lumut sing lagi goleki garwa pendamping.”KLENTING-KLENTING “Wah… purun sanget mbok.”MBOK RONDHO KLENTING “Iya… mengko mbok arep dandani kowe-kowe supaya dadi putri sing ayu-ayu, sapa ngerti salah sijine kepilih dadi garwane ande-ande “Iya mbok.. purun.”KLENTING ABANG “Wah mesti aku sing dipilih mengko, kan aku ayu…”KLENTING IJO “Ora iso! Mesti aku sing dipilih ande-ande lumut dadi garwane.”KLENTING BIRU “Ora iso mbakyu, mesti aku ta…aku kan luwih cilik, kudune mbakyu-mbakyu ngalah karo aku!”KLENTING ABANG “Heh!! Aku kan luwih tua saka kowe…kudune kowe ngajeni aku dadi mbakyumu!”MBOK RONDHO KLENTING “Wes-wes ta!! Rasah padu…anak-anake mbok kan ayu-ayu, rasah do udur!! Gek neng njero,,siap-siap dandan!!”KLENTING-KLENTING “Injih mbok…” KLENTING ABANG, IJO, LAN BIRI NINGGAL MBOK RONDHO LAN MLEBU OMAHKLENTING KUNING KAWIT WAU MIRENGAKE PIREMBUGANE SIMBOK LAN SEDHEREKIPUN. KLENTING KUNING MARANI MBOK RONDHO LAN NGOMONG MARANG MBOK KUNING “Mbok… kula badhe matur.”MBOK RONDHO KLENTING “Matur apa….? Apa kowe wes rampung nyapune?”KLENTING KUNING “Sampun mbok, ngeten mbok… kula inggih kepingin ndherek saembara “Sinden Idol” supados dados garwane ande-ande lumut kados mbakyu-mbakyu klenting.”MBOK RONDHO KLENTING “Owh ya wis…rene tak dandani kowe.”MBOK RONDHO MENEHI ANGUS LAN AMBU-AMBU KANG ORA ENAK MARANG KLENTING KUNINGMBOK RONDHO KLENTING “Ya wis sakiki kowe ngumbahi klambi-klambine mbakyumu karo gone mbok neng kali kono.”MBOK RONDHO NYURUNG KLENGTING KUNING KANTHI KASAR BANGETKLENTING KUNING “Injih mbok…”KLENTING KUNING NINGGALNO MBOK RONDHO LAN MLAKU MARAK PAWONMBOK RONDHO KLENTING “Hahaha… muga-muga sing ditrima dadi garwane ande-ane lumut yaiku salah sijine anak-anakku, dudu klenting kuning.”KLENTING KUNING NAMPI MENAPA INGKANG DIPUNUTUS DENING MBOK RONDHO LAN DILAMPAHI KANTHI SABAR. ING OMAHE KLENTING-KLENTINGBABAK 3PERJALANAN MARAK ING KALIKLENTING KUNING SABEN DINTEN NYAMBUT DAMEL NGRESIKI GRIYA, UGI NYAMBUT DAMEL WONTEN LADING. MBOTEN KRAOS SAYAH LAN KELUH KESAH. SINAOS PIYAMBAKE DIPUNDAMEL MBOTEN SAE KALIYAN MBOK RONDHO KLENTING LAN PARA SEDULURE. NAMING PIYAMBAKE UGI GUSTI ALLAH INGKANG NGERTOS SENGKOWO PIYAMBAKE. PIYMBAKE NGAJENGAKEN GUSTI ALLAH BADHE MARINGI GANJARAN INGKANG SAE KANGGE KUNING “Duh Gusti ngeten niki gesangipun kula…mugi-mugi kula saget nampi kanti lemah manah.”WIDODARI WONG KANG ORA DISANGKA MARA “Hei… cah ayu.”KLENTING KUNING “Sapa kuwi?”WIDODARI “Kowe rasah wedi, aku iki widodari sing arep bantu awakmu!”KLENTING KUNING “Ameh ngapa kowe?”WIDODARI “Aku arep menehi kowe pusaka… tampanen … mugo-mugo pusaka iki keguna kanggo kowe. Iki jenenge Jimat Kalimosodo. Tampanen cah ayu.”KLENTING KUNING “Injih matur nuwun.”WIDODARI “Ati-ati, gunakno pusaka kuwi kanggo kabecikan!”KLENTING KUNING “Injih, matur nuwun lan nyuwun donga lan restune.”KLENTING KUNING NINGGALNO KALI LAN NGGAWA PUSAKA SING DIWENEHKE WIDODARIBABAK 4ING SALAH SAWIJINING LEPEN INGKANG TOYONIPUN SANTER BANGET, WONTEN MRIKU YUYU KANGKANG GESANG. PIYAMBAKE INGKANG NGUASANI LEPEN MENIKA. PIYAMBAKE SI YUYU KANGKANG INGKANG JULIK.YUYU KANGKANG SING NJAGA LEEN LAGI MONDAR-MANDIR NGWASI MENAWA ANA WONG TEKOYUYU KANGKANG “Hohohoho….Godong waru kok bolong-bolong… bocah ayu kok moblong-moblong….Sapa kae sing teko?”LAJENG TEKO KLENTING ABANG, IJO LAN BIRU MARA ING PINGGIR KALIKLENTING ABANG “Wah… kaline banjir.”KLENTING IJO “Iya mbakyu… piye carane awake dewe nyebrang??”KLENTING BIRU “Iya mbakyu… piye iki? Bisa-bisa awake dhewe ora sido melu saembarane mbok rondho dhadhapan?!”KLENTING ABANG “Kosek-kosek…kae ana yuyu kangkang ta?”KLENTING IJO LAN BIRU “Wah…iya…ayo njaluk tulung yuyu kangkang wae mbakyu.”KLENTING ABANG “Iya …Yuyu kangkang… yuyu kangkang…”YUYU KANGKANG “Hahaha… ana apa cah ayu-ayu?”KLENTING ABANG “Yuyu kangkang… aku njaluk tulung kowe….tulung sebrangke aku lan adhik-adikku lewat kali iki…”YUYU KANGKANG “Wah…abot banget nanging enek syarate cah ayu….enek imbalane.”KLENTING ABANG “Imbalane apa ta…kon mbayar nganggo duwit?? Wah kowe kuwi mata duwitan!”KLENTING IJO “Ya wes lah yen duwit gampang….mengko tak bayar..”KLENTING BIRU “Ya… piro jalukmu mengko tak bayar!!”YUYU KANGKANG “Dudu duwit…aku rak doyan…. Hahaha”KLENTING-KLENTING “Prett…”YUYU KANGKANG “Imbalane yaiku nganggo tangamu..”KLENTING ABANG “Apa tanganku???ameh bok kapakne??”YUYU KANGKANG “Ora tak kapak-kapakne…mung tak ambung sitik…”KLENTING BIRU “He!!! Apa?”KLENTING IJO “Iihhhhh,,,emohh ahh….gilani…”KLENTING ABANG “Iya,,apa ra enek imbalan liyane..??mosok tanganku sing wangi iki bok ambungi??hiiiii”YUYU KANGKANG “Ya wis yen wegah…yen suwe-suwe mengko imbalane nambah…”KLENTING ABANG, IJO LAN BIRU PADHA REMBUGANKLENTING ABANG “ya wis,,,tapi neng tangan wae,,sedilit tok….”YUYU KANGKANG NYEBRANGKE KLENTING ABANG, IJO LAN BIRU KANTHI GILIRANYUYU KANGKANG “Wah…seneng banget aku iso ngambung tangane cah wadon ayu-ayu..”KLENTING KUNING TEKO AREP NYABRANGYUYU KANGKANG “Hohoho.. apa kuwi??.. ambune rak enak,,,rupane elek banget.”KLENTING KUNING “Wah… kok banjir ta? Piye carane aku iso nyebrang?? Wah kae enek yuyu kangkang. Yuyu kangkang…yuyu kangkang mreneo. Aku njaluk tulung sebrangne kali iki.”YUYU KANGKANG “Hahaha… apa sebrangke?aku wegah.”KLENTING KUNING “Mengko tak wenehi duwit…”YUYU KANGKANG “Aku wegah… wes kono lunga.. aja rene meneh! Dasar wong wadon elek.”KLENTING KUNING “Alah…kowe kok jahat ta Yuyu kangkang…”KLENTING KUNING NGETOKNO PUSAKANEKLENTING KUNING “Ya wis yen kuwi karepmu. Aku arep gawe kali iki asat.”YUYU KANGKANG “Hahaha… apa ya iso?”DUMADAN LEPEN MENIKA ASAT, YUYU KANGKANG KACILAKAN LAJENG KESAH TEBIH LAN MATI. SAK LAJENGIPUN KLENTING KUNING SAGET LUMPRAH NYEBRANG LEPEN MENUJU GRIYA MBOK RONDHO DHADHAPAN, GRIYANIPUN SI ANDE-ANDE 5 ING OMAHE MBOK RONDHO DHADHAPANSALAH SAWIJINING DUSUN INGKANG NAMA DHADHAPAN, MBOK RONDHO NEMBE NYAPU GRIYA, WONTEN NDALEM MRIKU WAU SI ANDE-ANDE LUMUT NEMBE NGAJI WONTEN SALAH SWIJINING SURAU. NGENTOSI GEGANTILANING MANAH INGKANG DIPUNJANJIAKEN GUSTI ALLAH KANGGE PIYAMBAKE.MBOK RONDHO LAGI NYAPU ING OMAHE, UJUK-UJUK TEKO ROMBONGANE WONG WADON AYU-AYU YAIKU KLENTING ABANG, IJO LAN BIRU.KLENTING-KLENTING “Assalamu’alaikum…”MBOK RONDHO DHADHAPAN “Wa’alaikumsalam…sapa ya?”KLENTING ABANG “Kula mbok… klenting abang.”KLENTING IJO “Kula klenting ijo mbok..”KLENTING BIRU “Lan kula klenting biru mbok.”MBOK RONDHO DHADHAPAN “Wah.. cah wadon ayu-ayu…arep ngapa iki?”KLENTING-KLENTING “Badhe melu saembara “sinden idol” supaya bisa dadi garwane ande-ande lumut mbok…”MBOK RONDHO DHADHAPAN “Owalah… arep melu saembara ta… Ayo nyanyi siji-siji?!”KLENTING-KLENTING “inggih mbok..”KLENTING-KLENTING GANTIAN NUNJUKNO KAPINTERANE NYANYIKLENTING ABANG NYANYI “NYIDAM SARI”MBOK RONDHO DHADHAPAN “Lumayan-lumayan. Next….”KLENTING IJO NYANYI “LUNGITING ASMARA”MBOK RONDHO DHADHAPAN “Padha wae lumayan. Next…”KLENTING BIRU NYANYI “TANJUNG MAS NINGGAL JANJI”MBOK RONDHO DHADHAPAN “Waw rondo cucok. Sek ya tak omongke ande-ande lumut . mlebu siji-siji ya!”KLENTING-KLENTING “Oke… siaaaaaaappp!”KLENTING ABANG MLEBU PISANAN, BANJU MBOK RONDHO NYANYIMBOK RONDHO DHADHAPAN “Putraku si ande-ande lumut.. temuruna ana putri kang unggah-unggahi… putrine ngger sing ayu rupane… Klenting abang iku kang dadi asmane.”ANDE-ANDE LUMUT “Duh ibu…kula mboten purun.. duh ibu… kula mboten meduun.. najan ayu sisane si yuyu kangkang.”MBOK RONDHO DHADHAPAN “Wah ora gelem ki nduk!”KLENTING ABANG “Wah kurang ajar kuwe kuwi… aku ayune ngene diarani sisane yuyu kangkang.”KLENTING ABANG METU BANJUR KLENTING IJO SING GANTI MLEBUKLENTING IJO “Cobi kula mbok…”MBOK RONDHO DHADHAPAN “Putraku si ande-ande lumut…temuruna ana putrid kang unggah-unggahi… putrine ngger sing ayu rupane.. klenting ijo iku kang dadi asmane.”ANDE-ANDE LUMUT “Duh ibu… kula mboten purun.. duh ibu… kula mboten medun… najan ayu sisane si yuyu kangkang.”MBOK RONDHO DHADHAPAN “Wah ya padha ora gelem ki nduk.”KLENTING BIRU “Mbok,,,cobi kula.”MBOK RONDHO DHADHAPAN “Putraku si ande-ande lumut…temuruna ana utri kang unggah-unggahi…putrine ngger sing ayu rupane…klenting biru iku kang dadi asmane.”ANDE-ANDE LUMUT “Duh ibu…kula mboten purun… duh ibu… kula mboten medun… najan ayu sisane si yuyu kangkang.”MBOK RONDHO DHADHAPAN “Waduh nduk wong telu ora gelem kabeh kae…”KLENTING KUNING TEKO MARA ING OMAHE MBOK RONDHO DHADHAPANKLENTING KUNING “Assalamu’alaikum…”MBOK RONDHO DHADHAPAN “Wa’alaikumsalam… sapa ya kuwi?”KLENTING KUNING “Kula klenting kuning mbok…badhe melu saembara “sinden idol” supaya bisa dadi garwane ande-ande lumut.”MBOK RONDHO DHADHAPAN “Apa?... Kowe kepengen dadi garwane anakku? Ora salah ta kuwe iki?”KLENTING ABANG “Lha iya… rupamu elek ambumu ra enak. Aku wae sing ayu ditolak kok apa mneh kuwe?”KLENTING KUNING “Dicoba ndhisik mbok…”MBOK RONDHO DHADHAPAN “Ya wis kono ndang nyanyi.”KLENTING KUNING NYANYI “CIDRO”KLENTING KUNING MELU MLEBU MBOK RONDHOMBOK RONDHO DHADHAPAN “Putraku si ande-ande lumut…temuruna ana putrid kang unggah-unggahi…putrine kang ala rupane… klenting kuning iku kang dadi asmane.”ANDE-ANDE LUMUT “Duh ibu…kula inggih purun…dalem putra inggih badhe medun…najan ala menika kang putra suwun.”MBOK RONDHO DHADHAPAN “Lho…apa ra salah kowe le tole?”ANDE-ANDE LUMUT “Mboten mbok…niki sampun dadi pilihane kula.”KLENTING-KLENTING KUSAK-KUSUKMBOK RONDHO DHADHAPAN “Owh… yen kuwi pilihanmu le, simbok manut wae.”ANDE-ANDE LUMUT “Mbok, kula badhe ngmong jujur ngenani jati dirine kula.”MBOK RONDHO DHADHAPAN “Apa kuwi ngger?”ANDE-ANDE LUMUT “Mbok, kula menika sakjane pangeran ingakang mangembara golek pengalaman urip lan sisihing urip.”KLENTING-KLENTING “haaa!!!...??? pangeran???KLENTING-KLENTING SEMAPUTPUNGKASANE KLENTING KUNING DADOS SISIHANIPUN ANDE-ANDE LUMUT, PASURYANIPUN INGKANG AWON UGI MAMBET DUMADEKAKE DADOS PUTRI INGKANG AYU. SEJATOSIUN KLENTING KUNING MENIKA PUTRI SEKARTAJI LAN ANDE-ANDHE LUMUT MENIKA RAJA NGETOSI RAMANIPUN. PENGERAN UGI KLENTING KUNING, GESANG SLARAS SAKLAWASE.
aXX8Jbi.